Assalaamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
Maha suci Allah, yang telah memperjalankan
hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha
yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya
sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha
mendengar lagi Maha mengetahui.
(QS. Al-Isra: 1)
Isra Mi'raj merupakan Perjalanan singkat Nabi Muhammad SAW yang penuh
hikmah yang berakhir segera, dan dengan segera pula beliau kembali
menuju alam kekiniannya. Rasulullah sungguh sadar bahwa betapapun
ni'matnya berhadapan langsung dengan Yang Maha Kuasa di suatu tempat
yang agung nan suci, betapa ni'mat menyaksikan dan mengelilingi syurga,
tapi kenyataannya beliau memiliki tanggung jawab duniawi. Untuk itu,
semua kesenangan dan keni'matan yang dirasakan malam itu, harus
ditinggalkan untuk kembali ke dunia beliau melanjutkan amanah perjuangan
yang masih harus diembannya.
Inilah
sikap seorang Muslim. Kita dituntut untuk turun ke bumi ini dengan
membawa bekal shalat yang kokoh. Shalat berintikan "dzikir", dan
karenanya dengan bekal dzikir inilah kita melanjutkan ayunan langkah
kaki menelusuri lorong-lorong kehidupan menuju kepada ridhaNya.
"Wadzkurullaha katsiira" (dan ingatlah kepada Allah banyak-banyak),
pesan Allah kepada kita di saat kita bertebaran mencari "fadhalNya"
dipermukaan bumi ini. Persis seperti Rasulullah SAW membawa bekal shalat
5 waktu berjalan kembali menuju bumi setelah melakukan serangkaian
perjalanan suci ke atas (Mi'raj).
Wallahu A'lam Bishawab
Alhamdulillahirabbil'alamin
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahirabbil'alamin
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
https://www.facebook.com/groups/bijaks/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar